Tuesday, July 8, 2014

Elektabilitas dan Popularitas Capres di Hari Terakhir Masa Tenang






Suhu menjelang Pilpres 2014 semakin memanas. Meski sudah memmasuki hari tenang dan akan dilakukan pencoblosan besok, tetapi temperatur politik di akar rumput justru semakin meningkat. Meskipun KPU menetapkan hari tenang namun ini tidak berlaku di dunia maya. Justru “pertarungan” sengit para pendukung dan relawan kedua capres-cawapres semakin menjadi. Sejauh ini tidak ada larangan dari pemerintah mengenai kampanye dan aktifitas sosialisasi capres-cawapres di dunia maya. Tak pelak, jejaring sosial dipenuhi aktifitas kampanye, mulai yang #kampanyeadem hingga saling serang dan saling bully. Bukan hanya itu, masing-masing kubu memberikan data serta informasi yang saling menyesatkan serta mempropaganda. Bagi Indonesia, ini adalah pembelajaran politik tingkat lanjut jika dibanding Pemilu sebelumnya.
Mengenai tingkat elektabilitas kedua pasangan, terjadi fluktuasi yang sangat signifikan. Lalu, bagaimana mengukur elektabilitas di hari terakhir masa tenang? Inilah temuan-temuan kecil saya pagi ini.
1.    Survey
·       Institut Survey Indonesia (ISI) mencatat hingga tanggal 1 Juli, Prabowo-Hatta  unggul dari Jokowi-JK. Persentase pasangan yang diusung partai Koalisi Merah Putih itu mencapai 40,15%. Sementara Jokowi-JK sebesar 35,05%. Sedangkan warga Indonesia yang belum menentukan pilihan, sebesar 24,80%. Demikian menurut ISI.
·       Pengamat politik dari LIPI punya catatan lain. "Bahwa Pak Jokowi ini melangkah kakinya itu dengan luar biasa, bawa point besar, ibarat orang mau main, apa modalnya sudah besar? Karena selalu on the top," ujar pengamat politik LIPI Siti Zuhro saat menghadiri diskusi di Posko Pemenangan JKW4P, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, rabu, (2/7/2014).
·       Sementara itu, survei yang dilakukan perusahaan riset pasar Australia, Roy Morgan, menunjukkan Jokowi-JK unggul 4% di atas Prabowo-Hatta. Survei yang menggunakan 3.117 sampel itu menyimpulkan elektabilitas Jokowi 52% sedang Prabowo 48%. Selain itu, survei tersebut juga memetakan kelompok-kelompok pemilih 2 pasangan capres dan cawapres tersebut. Dari segi geografis, Jokowi unggul di Jawa (52,5 -47,5%), Bali (93% - 7%), Sulawesi (60.5% - 39.5%), Kalimantan (53% - 45%), Maluku (65.5% - 34.5%), dan Nusa Tenggara (68% -32%). Sementara, Prabowo di  Sumatera (60% - 40%) dan unggul tipis di Papua (51,5% - 48.5%). Dari survei tersebut nampak pertarungan sengit terjadi di Jawa, pulau yang paling banyak pemilihnya (40%).
·       Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga telah melakukan survey sendiri. "Tim kami secara internal melakukan survei, menelaah terus tiap pergerakan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla. Kami juga mencermati 19 hasil survei lembaga yang kami anggap independen. Mayoritas masih mengunggulkan Jokowi-JK. Ada yang 4% sampai 5%, ada yang 7% sampai 14% persen," ujar Tjahjo Kumolo di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, selasa, (1/7/2014).  Terkait survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang menyatakan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta unggul 46,6% dibanding Jokowi-JK dengan elektabilitas 39,9%, Tjahjo menilai survei tersebut dilakukan saat kampanye hitam terhadap Jokowi begitu marak.
Begitulah beberapa sampel hasil survey. Masih banyak hasil survey lain yang bisa ditelaah. Tetapi pada dasarnya angka-angka hasil survey tersebut menunjukkan persaingan yang sangat ketat. Angka selisih ada di kisaran 5%, baik itu unggul atas Jokowi atau sebaliknya.

2.    Online Sentimeter (Alat Pengukur Sentimen di Dunia Maya)
Beberapa waktu lalu kita disuguhi berita mengenai perbedaan sentimen di Google Fight yang dirilis sebuah stasiun televisi swasta. Google Fight adalah sebuah sentimeter berbasis Search Engine Google yang mengukur jumlah sentimen/mention/bahasan/sebutan/tautan atau apa saja yang bisa direkam oleh mesin pencari lalu disuguhkan dalam bentuk angka.
 
          Anda bisa melakukannya sendiri dengan cara mengklik www.googlefight.com dan hasil pagi ini adalah seperti berikut ini. Jokowi dengan 9.970.000 dan Prabowo 9.360.000. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan result di situs yang sama sebulan lalu. Saat itu, Prabowo jauh tertinggal oleh Jokowi. Sementara angka untuk cawapres, Jusuf Kalla 1.320.000, jauh meninggalkan Hatta Rajasa yang hanya 435.000.

          Sentimeter ini tidak bisa dianggap sepele. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dari 253.609.643 total jumlah penduduk. 80 persen dari pengguna internet di Indonesia dalam rentang usia pemilih, sehingga angka statistik di sentimeter ini cukup perlu diperhitungkan.

          Sentimeter lain yang saya pakai pagi ini adalah aplikasi dari MindTalk. MindTalk adalah jejaring sosial asli Indonesia. Jejaring sosial berbasis interest ini besutan Danny Oey dan Obin Marufi, founder antivirus Ansav. Obin membuat aplikasi bernama Sentigram. Anda bisa membukanya di http://sentigram.mindtalk.com. Data yang diproses di sentigram ini berasal dari Facebook, Twitter, Mindtalk, Kaskus, Detik dan Kompasiana. Di Sentigram kita bisa melihat sentimen baik positif maupun negatif atas calon presiden Indonesia.


3.    Quick Count
Quick Count atau hitung cepat ini baru bisa diketahui besok. Biasanya tingkat akurasinya adalah tiga jam setelah penghitungan suara.
4.    Rekapitulasi KPU.
Rekapitulasi KPU atas hasil Pilpres adalah hasil final dan resmi yang digunakan oleh negara dalam menetapkan siapa presiden RI periode selanjutnya. Namun karena masyarakat sudah menerima “hasil” dari Quick Count, maka selebrasi kemenangan di pihak pemenang Pilpres tidaklah seberapa.

Demikian ulasan saya,
@AntoOkesip
@MyOkesip

0 comments:

image

Brand Development

Saya adalah blogger, penulis, citizen journalist sekaligus praktisi marketing. Konsultan pengembangan merek, penyusunan sistem franchise. Trainer marketing, sales dan online advertising

image

Web Development

Anda butuh website atau blog pribadi? Untuk pengembangan usaha, LSM, organisasi, sekolah, toko online atau perusahaan Anda? Silahkan hubungi saya 0812-2222-0750 atau kirim email ke mr.antowiyono@gmail.com