Thursday, July 24, 2014

Berita Pilpres: Jangan Mudah Dihasut Sebuah Situs di Internet


Hingar-bingar politik khususnya Pilpres 2014 sangat terasa. Pengumuman hasil rekapitulasi Pilpres sudah diumumkan. Pasangan Jokowi – JK unggul dengan 53.15% suara sementara Prabowo – Hatta dengan 46,85% suara. Angka ini tentu sangat frontal untuk masing-masing kubu terutama kubu Prabowo – Hatta. Komposisi kedua kubu hampir imbang. Pihak Prabowo – Hatta mengumumkan, menarik diri dari Pilpres. Entah apa yang dimaksud dengan menarik diri.

Jika ditafsirkan menarik diri secara keseluruhan proses Pilpres, otomatis semua suara dan dukungan kepada pasangan Prabowo – Hatta gugur. Namun tentu saja ini tidak bisa karena ini inkonstitusional. Pihak Prabowo – Hatta telah memenuhi unsur pencalonan serta melewati proses pemungutan suara, hanya tinggal menunggu pengumuman hasil penghitungan suara. Hal ini kemudian menimbulkan pergerekan di arus bawah.
Para pendukung Prabowo – Hatta juga akhirnya ikut-ikutan gusar dan terus mencari hal serta celah untuk dijadikan alasan kekalahan dan mencari kesalahan atau dugaan kesalahan yang dilakukan oleh penyelenggara maupun lawannya.

Para pendukung di lapis bawah juga tak kalah serunya saling klaim dan saling unjuk data. Semisal: data yang konon dimiliki oleh TNI mengenai hasil rekap real count sebesar 54% untuk Prabowo – Hatta, dugaan adanya hubungan saudara antara istri Husni Kamil Malik (Ketua KPU) dengan istri Jusuf Kalla. Namun semua itu masih semu dan kabur, tidak ada bukti real atas beberapa hal yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecurangan yang kemudian memenangkan pasangan Jokowi – JK.

Sementara itu kubu pendukung Jokowi – JK juga sibuk “menagih” janji kepada beberapa orang yang bernazar aneh sebelum hasil pemilu diumumkan. Salah satunya adalah nazar yang diyakini banyak orang merupakan tulisan Ahmad Dhani di Twitter yang menyebutkan akan memotong kemaluannya jika bukan Prabowo Subianto yang jadi presiden. Meski kemudian suami Mulan Jameela ini membantah, namun publik sudah menjadikan hal ini sebagai bahan bullying. Dan masih banyak lagi pergesekan lapis bawah akibat hal-hal seperti ini.

Tragisnya, banyak kalangan lapis bawah yang begitu mudahnya dihasut oleh berita-berita hoax, opini, penggiringan opini serta blog yang menggunakan tampilan serta gaya sebuah berita. Sebut saja SuaraNews.com. Situs ini merupakan sebuah situs berita copy paste, mengambil sumber di tempat lain, dimodifikasi lalu disebarluaskan. Kegigihan pengelola situs ini cukup perlu untuk diacungi jempol, sangat up date. Hanya saja beritanya tidak berimbang.

Satu hal yang mengusik rasa penasaran saya adalah, situs ini didevelope hanya dengan sebuah blog gratisan dari Blogspot/Blogger/Google. SuaraNews.com hanya bermodalkan sebuah domain saja dengan menggunakan hosting gratis seperti halnya dipakai oleh banyak blogger seperti saya. Template yang dipakai oleh SuaraNews.com juga gratisan. Artinya, untuk membuat sebuah SuaraNews.com hanya dibutuhkan sekitar Rp. 87.000 – Rp. 120.000 pertahun guna menyewa domain. Template dan hostingnya mengikut ke Blogger. Menurut saya sangat naif jika sebuah situs dapat dipercaya hanya dengan modal segitu.
Hal lain yang membuat saya tertarik menguliti SuaraNews.com adalah tata bahasa serta redaksionalnya. Standar penulisan yang dipakai oleh SuaraNews.com jauh dari kaidah sebuah berita. Sebuah berita wajib memiliki konten 5W + 1H. What, When, Where, Why, Who dan How.

Situs lain yang juga menurut saya tidak fair adalah Voa-Islam.com. Situs ini lebih banyak membuat artikel yang muatannya cenderung menggiring opini. Saya lebih mantap mengatakan bahwa Voa-Islam.com adalah sebuah blog, bukan situs berita.
Masih banyak lagi situs-situs di internet yang memiliki kesamaan absurd-nya dengan beberapa situs tadi. Belum lagi situs blogging Kompasiana. Banyak orang menyematkan tulisan yang berasal dari Kompasiana ke akun sosial media mereka. Kompasiana adalah sebuah situs group blogging. Penulisnya adalah kita-kita, bukan sebuah lembaga pemberitaan. Saya juga punya akun di Kompasiana dengan beberapa tulisan. Semua tulisan adalah tanggung jawab si penulis. Jadi si penulis bisa mengirimkan tulisan apa saja, termasuk penggiringan opini atau data yang menyesatkan. Memang, jika dirasa sangat menggganggu, admin Kompasiana akan menghapus tulisan tersebut.

Wednesday, July 9, 2014

Saya Pernah Jadi Sekretaris Partai, Tim Sukses Caleg, Anggota KPPS dan Golput Sekaligus.



Sharing pengalaman.

Sewaktu masih tinggal di Pati, saya menjabat sebagai seorang Sekretaris PAC sebuah partai politik (sekarang sudah almarhum partainya). Selain itu, saya juga anggota tim suskes caleg partai lain, kebetulan calegnya bulik saya sendiri, meski kemudian kalah.

Pada saat Pemilu Legislatif 2009, saya ditunjuk sebagai anggota KPPS, karena kebetulan saya juga sekretaris RT tempat saya tinggal.

Tapi uniknya, karena tidak ada satupun calon anggota dewan baik untuk daerah maupun pusat yang menurut saya "sreg", sampai selesai waktu pemungutan suara, saya tetap golput alias tidak mencoblos satupun calon legislatif. Saya hanya masuk ke bilik suara untuk melipat ulang surat suara tanpa memilih satupun diantaranya.

Lalu apa motivasi saya atas semua itu?
Menjadi pengurus partai politik atas ajakan seorang saudara, dan saya juga ingin belajar berorganisasi. Saya kecewa dengan pengurus partai tersebut di daerah karena sejak saya dilantik hingga partai tersebut bubar, saya tidak pernah diajak komunikasi oleh pimpinan daerah level apapun, apalagi kampanye atau membahas saksi dsb.

Menjadi tim sukses caleg, selain karena saudara sendiri calegnya, saya juga lagi-lagi ingin belajar berpolitik praktis, Meski hasilnya kemudian tidak terpilih, tapi saya jadi tahu tentang serangan fajar,a money politic, amplop berduit dll.

Menjadi anggota KPPS juga karena saya adalah pengurus RT, jadi mau tidak mau harus dilibatkan. Meski motivasi utamanya adalah honor Rp. 100.000 yang kemudian saya terima. Selain itu, saya juga belajar jadi Event Organizer. Untunglah, jabatan rangkap saya tersebut tidak diketahui Panwaslu :) 

Menjadi Golput adalah pilihan saya waktu itu. Dari  mengurus partai dan menjadi tim sukses caleg memberi saya banyak pelajaran bahwa politik itu menurut saya "abu-abu". Antara hitam dan putih.

Demikian sharing dari saya. Alhamdulillah, saya banyak belajar.

Tuesday, July 8, 2014

Elektabilitas dan Popularitas Capres di Hari Terakhir Masa Tenang






Suhu menjelang Pilpres 2014 semakin memanas. Meski sudah memmasuki hari tenang dan akan dilakukan pencoblosan besok, tetapi temperatur politik di akar rumput justru semakin meningkat. Meskipun KPU menetapkan hari tenang namun ini tidak berlaku di dunia maya. Justru “pertarungan” sengit para pendukung dan relawan kedua capres-cawapres semakin menjadi. Sejauh ini tidak ada larangan dari pemerintah mengenai kampanye dan aktifitas sosialisasi capres-cawapres di dunia maya. Tak pelak, jejaring sosial dipenuhi aktifitas kampanye, mulai yang #kampanyeadem hingga saling serang dan saling bully. Bukan hanya itu, masing-masing kubu memberikan data serta informasi yang saling menyesatkan serta mempropaganda. Bagi Indonesia, ini adalah pembelajaran politik tingkat lanjut jika dibanding Pemilu sebelumnya.
Mengenai tingkat elektabilitas kedua pasangan, terjadi fluktuasi yang sangat signifikan. Lalu, bagaimana mengukur elektabilitas di hari terakhir masa tenang? Inilah temuan-temuan kecil saya pagi ini.
1.    Survey
·       Institut Survey Indonesia (ISI) mencatat hingga tanggal 1 Juli, Prabowo-Hatta  unggul dari Jokowi-JK. Persentase pasangan yang diusung partai Koalisi Merah Putih itu mencapai 40,15%. Sementara Jokowi-JK sebesar 35,05%. Sedangkan warga Indonesia yang belum menentukan pilihan, sebesar 24,80%. Demikian menurut ISI.
·       Pengamat politik dari LIPI punya catatan lain. "Bahwa Pak Jokowi ini melangkah kakinya itu dengan luar biasa, bawa point besar, ibarat orang mau main, apa modalnya sudah besar? Karena selalu on the top," ujar pengamat politik LIPI Siti Zuhro saat menghadiri diskusi di Posko Pemenangan JKW4P, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, rabu, (2/7/2014).
·       Sementara itu, survei yang dilakukan perusahaan riset pasar Australia, Roy Morgan, menunjukkan Jokowi-JK unggul 4% di atas Prabowo-Hatta. Survei yang menggunakan 3.117 sampel itu menyimpulkan elektabilitas Jokowi 52% sedang Prabowo 48%. Selain itu, survei tersebut juga memetakan kelompok-kelompok pemilih 2 pasangan capres dan cawapres tersebut. Dari segi geografis, Jokowi unggul di Jawa (52,5 -47,5%), Bali (93% - 7%), Sulawesi (60.5% - 39.5%), Kalimantan (53% - 45%), Maluku (65.5% - 34.5%), dan Nusa Tenggara (68% -32%). Sementara, Prabowo di  Sumatera (60% - 40%) dan unggul tipis di Papua (51,5% - 48.5%). Dari survei tersebut nampak pertarungan sengit terjadi di Jawa, pulau yang paling banyak pemilihnya (40%).
·       Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga telah melakukan survey sendiri. "Tim kami secara internal melakukan survei, menelaah terus tiap pergerakan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla. Kami juga mencermati 19 hasil survei lembaga yang kami anggap independen. Mayoritas masih mengunggulkan Jokowi-JK. Ada yang 4% sampai 5%, ada yang 7% sampai 14% persen," ujar Tjahjo Kumolo di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, selasa, (1/7/2014).  Terkait survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang menyatakan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta unggul 46,6% dibanding Jokowi-JK dengan elektabilitas 39,9%, Tjahjo menilai survei tersebut dilakukan saat kampanye hitam terhadap Jokowi begitu marak.
Begitulah beberapa sampel hasil survey. Masih banyak hasil survey lain yang bisa ditelaah. Tetapi pada dasarnya angka-angka hasil survey tersebut menunjukkan persaingan yang sangat ketat. Angka selisih ada di kisaran 5%, baik itu unggul atas Jokowi atau sebaliknya.

2.    Online Sentimeter (Alat Pengukur Sentimen di Dunia Maya)
Beberapa waktu lalu kita disuguhi berita mengenai perbedaan sentimen di Google Fight yang dirilis sebuah stasiun televisi swasta. Google Fight adalah sebuah sentimeter berbasis Search Engine Google yang mengukur jumlah sentimen/mention/bahasan/sebutan/tautan atau apa saja yang bisa direkam oleh mesin pencari lalu disuguhkan dalam bentuk angka.
 
          Anda bisa melakukannya sendiri dengan cara mengklik www.googlefight.com dan hasil pagi ini adalah seperti berikut ini. Jokowi dengan 9.970.000 dan Prabowo 9.360.000. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan result di situs yang sama sebulan lalu. Saat itu, Prabowo jauh tertinggal oleh Jokowi. Sementara angka untuk cawapres, Jusuf Kalla 1.320.000, jauh meninggalkan Hatta Rajasa yang hanya 435.000.

          Sentimeter ini tidak bisa dianggap sepele. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dari 253.609.643 total jumlah penduduk. 80 persen dari pengguna internet di Indonesia dalam rentang usia pemilih, sehingga angka statistik di sentimeter ini cukup perlu diperhitungkan.

          Sentimeter lain yang saya pakai pagi ini adalah aplikasi dari MindTalk. MindTalk adalah jejaring sosial asli Indonesia. Jejaring sosial berbasis interest ini besutan Danny Oey dan Obin Marufi, founder antivirus Ansav. Obin membuat aplikasi bernama Sentigram. Anda bisa membukanya di http://sentigram.mindtalk.com. Data yang diproses di sentigram ini berasal dari Facebook, Twitter, Mindtalk, Kaskus, Detik dan Kompasiana. Di Sentigram kita bisa melihat sentimen baik positif maupun negatif atas calon presiden Indonesia.


3.    Quick Count
Quick Count atau hitung cepat ini baru bisa diketahui besok. Biasanya tingkat akurasinya adalah tiga jam setelah penghitungan suara.
4.    Rekapitulasi KPU.
Rekapitulasi KPU atas hasil Pilpres adalah hasil final dan resmi yang digunakan oleh negara dalam menetapkan siapa presiden RI periode selanjutnya. Namun karena masyarakat sudah menerima “hasil” dari Quick Count, maka selebrasi kemenangan di pihak pemenang Pilpres tidaklah seberapa.

Demikian ulasan saya,
@AntoOkesip
@MyOkesip
image

Brand Development

Saya adalah blogger, penulis, citizen journalist sekaligus praktisi marketing. Konsultan pengembangan merek, penyusunan sistem franchise. Trainer marketing, sales dan online advertising

image

Web Development

Anda butuh website atau blog pribadi? Untuk pengembangan usaha, LSM, organisasi, sekolah, toko online atau perusahaan Anda? Silahkan hubungi saya 0812-2222-0750 atau kirim email ke mr.antowiyono@gmail.com