Saturday, February 4, 2012

Akibat Dari Miskomunikasi SBY Dengan Kader-kadernya

Masalah pelik kini sedang mendera Partai Demokrat. Bukan karena partai itu tersandung masalah hukum, tetapi kader-kadernya kini sedang menghadapi berbagai persoalan penting yang seharusnya tidak terjadi yakni, korupsi.

Hari ini, Jumat, 3 Februari 2012, Angelina Sondakh, Wakil Sekjen Partai Demokrat (kini mantan) ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait masalah korupsi di Proyek Wisma Atlet Sea Games 2011. Tentu saja ini sangat menampar partai itu, termasuk juga sang Ketua Dewan Pembina-nya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena SBY-lah motor penggerak Anti Korupsi.

Ketika SBY dengan gigih membersihkan negeri ini dari korupsi, justru orang-orang dekatnya melanggar serta mempermalukan dirinya. Belum lagi adanya kemungkinan sang Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum masuk dalam daftar tersangka kasus ini menyusul sang mantan Bendahara dan mantan Wasekjen-nya.

Memang, kasus ini bukanlah kasus hukum yang melibatkan Partai Demokrat sebagai institusi, tetapi walau bagaimanapun tetap esensinya Partai Demokrat ikut ternoda karenanya. Dugaan penggunaan uang suap sebagai dana pencalonan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PD-pun mencuat dan mau tidak mau ini akan menjadi berita yang terkait dengan partai pemenang Pemilu 2009 itu.

Lalu, jika kemudian orang-orang dekat SBY sudah terperangkap dalam godaan korupsi seperti ini, kemanakah sosok SBY di mata mereka? Tidakkah mereka sungkan, segan dan takut dengan SBY sang motor penggerak Anti Korupsi? Tidak takutkah mereka dengan SBY? Masa bodohkah mereka dengan SBY?

Dengan adanya hal ini kemudian membuat saya berpikir, tidak adakah hubungan secara personal antara SBY dengan para fungsionaris Partai Demokrat itu? Hubungan personal yang membuat orang akan segan jika mengkhianatinya. Hubungan personal yang membuat orang akan menjaga hubungan dan nama baiknya. Hubungan personal yang membuat orang akan tunduk, patuh dan meneladaninya.

Seharusnya jika terjadi hubungan secara personal dan emosional antara SBY dengan orang-orang di sekitarnya, maka kasus korupsi yang mereka lakukan ini tidak akan terjadi. Karena hanya akan mencoreng nama baik mereka sendiri dan menghancurkan karir kelompok mereka, terutama sang nahkoda, SBY.

Jika SBY mampu membuat orang-orang dekatnya benar-benar dekat, korupsi ini tidak akan terjadi. Mungkin SBY terlalu yakin bahwa mereka para pengikutnya ini adalah orang loyal yang sudah bisa beliau percayai, dan tak kan pernah berkhianat. Sehingga lupa jika mereka akan dengan mudah berkhianat saat mereka untouched. Seharusnya SBY bisa keep them in touch, sehingga mereka akan segan, sungkan dan takut mendekati korupsi atau potensi terjadi korupsi.

Di sinilah terjadinya kesalahan seorang pemimpin. Seharusnya SBY mampu meyakinkan mereka bahwa jika terjadi pelanggaran, sekecil apapun, tetap akan terkuak dan hanya akan menghancurkan karir mereka serta karir kelompok (partai) mereka. Rupanya telah terjadi miskomunikasi antar SBY dengan para kader-kadernya.

image

Brand Development

Saya adalah blogger, penulis, citizen journalist sekaligus praktisi marketing. Konsultan pengembangan merek, penyusunan sistem franchise. Trainer marketing, sales dan online advertising

image

Web Development

Anda butuh website atau blog pribadi? Untuk pengembangan usaha, LSM, organisasi, sekolah, toko online atau perusahaan Anda? Silahkan hubungi saya 0812-2222-0750 atau kirim email ke mr.antowiyono@gmail.com