Kangen dengan orang tuanya, Shinta Bachir pulang kampung.
Meski di Jakarta sudah dipenuhi oleh jadwal syuting dan berbagai jadwal acara
namun tak meluruhkan kerinduannya pada orang tua di kampung halaman. Ya, Shinta
Bachir adalah salah satu aktris yang orang tuanya masih tetap tinggal di
kampung, tidak seperti kebanyakan artis yang memboyong kedua orang tua ke
Jakarta.
Selain untuk menemui kedua orang tuanya, kepulangannya kali
ini juga untuk menemui para penggemarnya yang menamakan diri WBC (Wonosobo
Bachir Club). WBC adalah sekelompok anak muda yang berkumpul dan menjadikan
Shinta Bachir sebagai acuan motivasi mereka untuk berkarya dan berkreatifitas.
Menurut mereka, Shinta Bachir layak mendapatkan predikat seperti itu lantaran
tekadnya menembus batas hingga bisa menjadi aktris terkenal di ibukota.
Setelah sungkem dengan kedua orang tuanya di Dusun Sipedet,
Desa Tempursari, Sapuran, pemeran Tante Dolly dalam film Suster Keramas ini
sudah ditunggu jadwal jumpa fans di beberapa tempat di Kota Wonosobo.
Keberangkatan dari rumah menuju lokasi jumpa fans, Shinta dikawal oleh petugas
Patwal dan diiring oleh para penggemarnya. Selain itu ada juga rombongan
wartawan infotainment dari Jakarta. Jadwal pertama hari itu adalah talkshow di
Radio Pesona FM. Selama satu jam, jumpa fans di udara yang dipandu live oleh
Pemred Taman Plaza, Haqqi El Anshary ini cukup interaktif. Banyak hal terungkap
dalam sesi ini.
Selain berbagai pertanyaan dari moderator, para pendengar juga
banyak yang mengajukan pertanyaan baik melalui sambungan telepon maupun melalui
pesan singkat SMS.
Selepas dari Radio Pesona, pemain
film “Mati Muda di Pelukan Janda” itu
meluncur ke Dieng Cinema dalam acara pengundian hadiah bagi penonton Dieng
Cinema. Setelah istirahat di Coffee Paste, Shinta lalu memenuhi undangan Bupati
Kholiq Arif untuk makan malam bersama. Dalam kesempatan ini Bupati menyampaikan
apresiasi kepada Shinta Bachir. Bupati juga memberikan satu buah buku berjudul
“Mata Air Peradaban” karya Bupati Kholiq Arif. Shinta juga mendapatkan undangan
untuk mengisi rangkaian Hari Jadi Wonosobo tahun ini.
Sebagai acara puncak, digelar
acara jumpa fans di Allure Square sekaligus peresmian Wonosobo Bachir Club.
Dalam kesempatan tersebut, Shinta juga menyanyikan singlenya berjudul Aku Galau.
Acara yang dipandu MC Ayoe Sondakh tersebut cukup meriah dengan ratusan
penonton. Bukan hanya itu, Shinta Bachir
juga meresmikan grup band ON AIR dalam naungan manajemen Shinta Bachir.
Perjalanan Shinta Bachir
Jika sekarang Shinta Bachir tampil sebagai seorang aktris
terkenal, itu bukan sebuah kebetulan atau tanpa melewati proses yang berliku.
Perjalanan seorang Shinta Bachir hingga mencapai popularitas seperti saat ini
ternyata diwarnai oleh berbagai cerita yang sangat menarik sekaligus
mengharukan.
Pemilik nama asli Istiqomah itu menyelesaikan sekolahnya di
Semarang. Di sana, dia tinggal bersama sang bibi. Di sela-sela jam belajarnya,
Shinta membantu sang bibi yang mempunyai usaha salon. Selain menjadi asisten di
salon tersebut, Shinta kerap kali dijadikan model oleh sang bibi. Seorang
penggemar bernama Ova Herdiana mengatakan kepada kami, “Saya pernah dikeramasi
sama Shinta waktu masih bekerja di salon di Semarang,” kenangnya.
Selepas dari Semarang, Shinta berangkat merantau ke Jakarta.
Di ibu kota, anak ke 7 dari 9 bersaudara ini tinggal bersama sang kakak dan tidak
punya pekerjaan tetap. Namun, dari situlah cerita Shinta menjadi artis bermula.
“Waktu itu ada syuting sinetron di dekat tempat tinggal kami. Karena lihat
artis syuting, saya manfaatin buat foto-foto, narsis gitu lah,” kenangnya
sambil tertawa.
Di lokasi syuting itu ada seorang kru yang mendekati Shinta,
menawarkan untuk ikut sebagai figuran. Awalnya Shinta menolak karena takut
tidak bisa berperan seperti permintaan sutradara. “lalu saya ikut sebagai
figuran, hanya lewat saja di depan kamera, dibayar Rp. 50.000,” kata Shinta.
Dari situ Shinta berkenalan dengan sesama figuran, kemudian
saling berbagi informasi jika ada rumah produksi yang mengadakan casting. Salah
satu sinetron yang melibatkannya adalah Abdel dan Temon yang tayang di Global
TV. “Saya jadi tante-tante seksi yang naik ojek si Temon,” ujarnya. Dari peran
itu Shinta dapat bayaran Rp. 150.000.
Hari demi hari, Shinta semakin sering ikut casting.
Hasilnya, dia menjadi pemeran di iklan sebuah produk kesehatan. Saat itulah
Shinta mulai mendapatkan bayaran yang besar. Dalam iklan tersebut Shinta
mendapatkan bayaran Rp. 7 juta. “Awalnya saya nggak percaya ketika membuka
amplop dapat segitu, saya pikir itu salah. Lalu saya telpon bagian administrasi
PH tersebut,” ujar Shinta mengenang. “Saya pikir hanya sekitar lima ratus
ribuan. Ternyata jutaan, ya saya anggap itu uang yang cukup besar waktu itu,”
sambungnya.
Sukses menjadi bintang iklan, gadis yang bercita-cita
menjadi pramugari ini mendapatkan sebuah peran di film “Suster Keramas”. Di
film yang juga dibintangi oleh aktris Jepang Rin Sakuragi itu, Shinta berperan
sebagai Tante Dolly. “Di film itu saya mulai pakai nama populer Shinta Bachir,”
katanya.
Dari situlah Shinta semakin populer. Beberapa film mulai ia
bintangi. Berbagai iklanpun mulai menggunakannya sebagi bintang iklan. Selain
itu juga banyak tawaran di beberapa variety show dan pemandu kuis di televisi.
Sukses di Jakarta tidak membuat Shinta lupa diri. Dia tetap
ingat dengan kedua orang tuanya. Dia juga tetap konsisten untuk mengakui kepada
media dan publik bahwa dia memang berasal dari kampung. Pemeran film Mama Minta
Pulsa ini juga tidak malu membawa sejumlah wartawan dari Jakarta ke rumahnya di
Sapuran.
Di mata keluarga, Shinta adalah anak yang berbakti. Hal ini
ditunjukkan dengan patuhnya dia terhadap berbagai larangan atau petuah orang
tuanya. Shinta juga kemana-mana selalu membawa air bekas cucian kaki ibunya.
“Kami kemana-mana bawa air cucian kaki Ibu. Untuk dipakai mandi bahkan di
minum. Diwadahi botol, kalau hampir habis kami tambah air lagi supaya tetap
penuh,” ujar Aries Bachir, kakak sekaligus manajer Shinta.
0 comments:
Post a Comment