Gerhana matahari total (GMT) akan terjadi di sebagian wilayah di Indonesia. Peristiwa Gerhana Matahari Total itu akan terjadi pada 9 Maret 2016 mendatang. Meski masih sebulan lebih, tetapi di beberapa berita sudah mulai ramai diperbincangkan. Sebuah situs berita digital detikcom bahkan jauh hari sudah mempersiapkan tema khusus menjelang terjadinya gerhana matahari yang sangat langka tersebut.
Gerhana Matahari Total memang tidak terjadi setiap tahun atau sepuluh tahun. Fenomena itu sangat langka sehingga memang layak diperhatikan. Hal yang sama pernah terjadi di Indonesia 33 tahun yang lalu, tepatnya 10 Juni 1983. Saat itu, saya baru berusia empat tahun. Bedanya, jika saat ini GMT dinanti-nantikan untuk dilihat, GMT yang terjadi tahun 1983 itu terasa sangat menakutkan.
Sampai sekarang saya masih ingat betul betapa mencekamnya gerhana matahari total, kala itu. Di kampung halaman saya, di Desa Ngadirejo, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah seperti halnya di beberapa daerah lain bahkan mungkin seluruh Indonesia, mengalami sebuah kondisi yang mencekam saat itu. Betapa tidak, melalui siaran TVRI beberapa hari sebelumnya, Menteri Penerangan RI Harmoko melarang warga Indonesia menyaksikan gerhana matahari total secara langsung.
Menurut pengumuman pemerintah, gerhana matahari total bisa menimbulkan radiasi yang tidak baik bagi kehidupan. Rakyat ditakut-takuti bahaya akan pancaran sinar infra merah atau lontaran partikel-partikel matahari. Sehingga warga awam semuanya berlindung bahkan ada yang sembunyi di kolong tempat tidur. Saya masih ingat, Bapak saya memasang berbagai kain berwarna gelap untuk menutup sebuah kamar tidur tanpa ada celah sedikitpun dari luar. Kami tidak boleh keluar dan tidak boleh melihat keluar.
Dengan suasana gelap hanya diterangi lampu tempel berbahan bakar minyak tanah, kami berada dalam ruangan gelap tertutup kain jarik selama beberapa saat. Bahkan mungkin beberapa jam. Saya lupa-lupa ingat. Bapak, Ibu, dua kakak saya, saya dan adik saya yang masih berusia tiga bulan berada di ruangan itu dalam kondisi ketakutan. Selain karena himbauan Menteri Penerangan Harmoko, kami juga dihantui oleh mitos dimana matahari pada saat itu dimakan oleh Bathara Kala. Tokoh jahat yang digambarkan memakan matahari hingga matahari tidak bisa bersinar, kala itu.
Padahal, kejadian langka itu justru sangat menarik. Seribuan wisatawan dan ratusan ilmuwan datang ke Indonesia untuk menyaksikan fenomena langka itu dan menjadikannya sebuah objek penelitian dan objek wisata. Setidaknya itu yang terjadi di kawasan Candi Borobudur yang kala itu baru saja diresmikan pemugarannya oleh Presiden Soeharto.
Bahkan lumut di batu-batu candi pun diteliti kemungkinan terpapar radiasi GMT. Penelitian juga dilakukan di Boyolali dan Bantul. Puluhan peneliti berkumpul untuk berdiskusi dan menyaksikan secara langsung gerhana matahari total dengan peralatan mereka. (Dan saya tahu akan hal ini baru saja setelah membaca berita. Ternyata kami dibohongi oleh Pak Menteri kala itu :) ) Bagi masyarakat yang memiliki televisi bisa menyaksikan di TVRI dan NHK Jepang yang bekerjasama menyiarkan fenomena itu ke masyarakat. Sementara kami, tidak bisa melihat apa-apa selain kegelapan dan sinar lampu tempel saat itu.
Kini, setelah 33 tahun berlalu, gerhana matahari total akan datang lagi melewati Indonesia. Indonesia akan mendapatkan giliran GMT lagi. Pancaran sinar matahari terhalang oleh bulan yang “kebetulan” melintas pada siang hari sehingga matahari tidak tampak. Pada saat itulah cahaya remang seperti senja akan mengelilingi kita.
Jika kita lihat, matahari akan tertutup oleh bulan. Namun justru muncul keindahan karena korona matahari yang selama ini tidak bisa kita lihat karena silau, akan tampak seakan-akan mengitari bulan. Nah, sudah siapkah Anda menikmati indahnya gerhana matahari total? Tak perlu takut, sembunyi atau percaya mitos.
Bahkan, tak perlu memukul-mukul hewan piaraan, pohon duren atau membangunkan sawah karena Bathara Kala tidak akan datang memangsa mereka. Bagi umat muslim, jangan lupa untuk melakukan sholat sunnah gerhana seperti yang sudah diajarkan.
Artikel ini juga saya tulis blog saya di Kompasiana: http://www.kompasiana.com/antowiyono/catatan-mencekamnya-gerhana-matahari-total-1983_56a45e8a4df9fdab11b1965d
0 comments:
Post a Comment