Diskriminasi
terhadap penyandang cacat/Disabilitas/ atau lebih tepatnya disebut DIFABEL (Diferent Ability) masih sering terjadi di tengah-tengah kita. Diskriminasi
tersebut masih kita lihat dari cara pandangan
(paradigma), perlindungan hukum, perlakuan, pengakuan, hak-hak dalam masyarakat
maupun fasilitas umum yang digunakan.
Hal ini
tidak perlu terjadi apabila pemahaman tentang difabel dapat di terima dan
dimengerti secara mendalam dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan pemerintah
selaku pemegang kebijakan.
Penyandang DIFABEL bukan lah manusia yang perlu
“dikasihani”, mereka hanya membutuhkan “cara yang berbeda” untuk belajar, Ruang
aktualisasi karya dan sedikit “perhatian”
bersama. Sehingga mereka menjadi manusia yang “Berdaya” dan mampu
“Bersaing” layaknya manusia pada umumnya.
Kerja Sosial & Kampanye bersama cermin dari
Pluralitas dan kerukunan ber Agama
Sebagai
sebuah lembaga yang aktif dalam pelayanan kepada anak-anak difabel, khususnya
anak-anak tunarungu, Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu (LPATR) Dena-Upakara
Wonosobo mengajak masyarakat luas, khususnya masyarakat Wonosobo untuk ambil
bagian dalam kepedulian dan pelayanan kepada kaum difabel di Wonosobo.
Perayaan
75 tahun LPATR Dena-Upakara pada tanggal 15 Maret 2013 akan melibatkan berbagai
kalangan masyarakat Wonosobo yang peduli akan pendidikan dan pelayanan kaum
difabel. Kepanitian di susun dari
beberapa kalangan, baik Mahasiswa, pendidik/Dosen, Budayawan, Tokoh Organisasi
Kemasyarakatan dan Tokoh lintas Agama. Dan kegiatan ini
melibatkan dan mengundang semua lapisan masyarakat sehingga kampanye tentang
DIFABEL ini sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Tentang LPATR Dena-Upakara
LPATR
Dena-Upakara yang berada di Kabupaten Wonosobo, selama 75 tahun melayani
anak-anak tunarungu dari berbagai daerah di Indonesia. Pada awal didirikan,
tahun 1938, sampai tahun 1955, lembaga ini melayani anak-anak tunarungu putra
dan putri. Namun karena berbagai pertimbangan, maka pada tahun 1956, lembaga
ini hanya melayani anak-anak tunarungu putri. Sedangkan yang putra diserahkan
kepada Lembaga Karya Bakti (Don Bosco).
Usia 75
tahun tentu saja bukan usia muda dalam perjuangan dan kesetiaan melayani
anak-anak tunarungu. Maka LPATR Dena-Upakara hendak bersyukur atas perjuangan
dan kesetiaan tersebut. LPATR Dena-Upakara mengajak masyarakat Wonosobo untuk
merayakan hari penuh syukur dan kebahagiaan dalam sikap peduli kepada kaum
difabel yang ada di Wonosobo dan merayakannya dengan menyaksikan pentas
Sendratari Ramayana.
BENTUK KEGIATAN
1. TALKSHOW
Talkshow ini akan
membahas tentang dunia Difabel
dalam mendapatkan kedudukan, perlakuan,
dan hak yang sama seperti yang diamanahkan dalam UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 4
TAHUN 1997, TENTANG PENYANDANG CACAT.
TEMA :
“Menuju Keluarga, Masyarakat dan Pemerintahan
sensitif DIFABEL”
PEMBICARA :
a.
Arswendo Atmo Wiloto
(Budayawan)
b.
Pakar dan
penggiat dunia Difabel (UIN suka)
c.
Pakar
dari kampus Sanatadharma
d.
Unsur
Pemerintah
e.
Perwakilan
Dena-Upakara
TUJUAN :
Seminar ini akan diikuti 200 peserta dari kalangan :
a.
Membuka
paradigma baru tentang Difabel
b.
Meningkatkan
kesadaran keluaraga, masyarakat dan pemeritah yang sensitif difabel.
c.
Meningkatkan
pendidikan dan pelayanan yang sesuai bagi kaum difabel.
d.
Kampanye bersama Kepedulian social terhadap DIFABEL
PESERTA :
a.
Instansi
Pemerintah (Desa, Kecamatan dan Kabupaten)
b.
Kalangan
Pelajar dan Mahasiswa
c.
Tokoh Masyarakat
d.
Kalangan Pendidik
e.
UMUM
WAKTU dan
TEMPAT
Seminar ini dilaksanakan pada Hari Jum’at. 15 Maret
2013. Pukul 14.00-16.00, di Gedung Sasana Adipura Wonosobo
2. SENDRATARI RAMAYANA
LAKON
“Brubuh Ngalengka”
PENARI
Siswi-siswi Tunarungu
Dena-Upakara Wonosobo kelas Dasar 1 sampai SMPLB kelas VIII.
PEMUSIK (PENGRAWIT)
Guru-guru Dena-Upakara Wonosobo.
WAKTU
& TEMPAT
Dilaksanakan pada Hari Jum’at. 15 Maret 2013. Pukul
16.00-20.00, di Gedung
Sasana Adipura Wonosobo
3.
PAMERAN PRODUK HASTA KARYA
Sebagai bukti bahwa
siswi-siswi Dena Upakara dapat berdaya saing dengan siswi-siswi lainya maka
pameran ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat luas bagaima
proses kreatif dibalik karya tersebut,
0 comments:
Post a Comment