Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjaga budaya serta warisan leluhur. Begitulah banyak orang bijak mengatakan. Menjaga atau bahasa Jawanya nguri-uri budaya merupakan kewajiban kita sebagai penerus bangsa. Tapi, berapakah diantara kita yang masih setia dengan budaya atau lebih spesifiknya kesenian tradisional sebagai warisan leluhur? Bisa dihitung dengan jari.
Untunglah, diantara tergerusnya budaya kita oleh budaya kekinian atau modernisasi masih ada sekelompok orang yang setia menjaga kelestarian budaya khususnya seni tari tradisional. Salah satunya adalah Sanggar Satria. Sanggar yang terletak di Sumberan Barat ini fokus pada pendidikan seni tari tradisional dan menjadi salah satu sanggar tari yang cukup diperhitungkan.
Ketika Taman Plaza berkunjung ke sanggar ini, terlihat puluhan piala dan piagam sertifikat dari berbagai lomba yang diadakan mulai tingkat lokal hingga internasional. Sanggar ini dikelola oleh Waket Prasudi Puger S.Pd beserta seluruh keluarga. Pendirinya adalah (alm) Suwoko, ayahanda Waket.
Waket Prasudi Puger juga tidak hanya mengajarkan tarian yang sudah ada, tetapi juga membuat kreasi-kreasi tarian baru. Baik mengembangkan tarian yang sudah ada dengan menambah atau mengganti gerakan, maupun membuat tarian baru. Setidaknya sudah ada dua belas tari kreasi yang dihasilkan Waket. Salah satunya adalah Tari Dirgahayu yang akan ditampilkan dalam acara puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke 187 di hadapan Bupati dan Muspida, 24 Juli nanti.
Waket sendiri pernah menjadi delegasi Indonesia dalam misi kesenian dan pertukaran pelajar di Genewa, Swiss pada tahun 2002. Ayah dari Sarasyifa Kayna Prashwari ini juga pernah mewakili ISI (Institut Seni Indonesia) di UCLA, Amerika dalam pertukaran pelajar seni pada tahun 2004. Pria kelahiran 24 Agustus 1984 ini merupakan lulusan dari UNNES tahun 2008 jurusan Seni Tari dan Universitas Bantara Sukoharjo, Solo tahun 2010 jurusan Bahasa Jawa. Kini selain menjadi guru di SMA 1 Mojotengah, dia secara serius mengelola Sanggar Satria.
Secara resmi sanggar ini memiliki badan hukum berbentuk CV. Selain menyelenggarakan pendidikan seni tari juga menyelenggarakan pendidikan seni drama, tata rias dan sebagai penyedia layanan jasa hiburan. Berdiri secara resmi sejak tanggal 17 Juli 1998, kini Sanggar Satria memiliki 78 murid, baik kelas anak maupun kelas dewasa.
Waktu pendidikan yang diterapkan di sanggar Satria adalah diluar jam sekolah umum. Pendidikan yang diajarkan meliputi pengetahuan tari, koreografi, komposisi dan konfigurasi. Dan pada hari Minggu, 15 Juli lalu telah mewisuda 12 murid angkatan pertama di Allure Food Court dengan penguji dari Dikpora, Bagian Humas Pemda dan salah satu pelatih sanggar.
Prestasi yang pernah diperolehpun terbilang cukup banyak. Sebut saja Piala dari Enchanting Singapore tahun 2008 sebagai wakil Jawa Tengah dalam ajang promosi pariwisata. Tahun berikutnya juga mewakili Jawa Tengah di Matta Fair di Kuala Lumpur. Tahun yang sama juga di Malaysia, yakni di UTeM (University of Technical Malaysia) dalam ajang promosi pariwisata. Pernah juga mewakili Indonesia di Festival Chingai di Singapore tahun 2010 dan yang terbaru di Seoul, Kore tepatnya dalam YEOZU Expo pada bulan Juni silam dengan menampilkan tari kreasi Lengger Solasih. [omtri]
foto: http://sanggarsatriawonosobo.files.wordpress.com
3 comments:
[url=http://buycialispremiumpharmacy.com/#qoqnh]cialis online[/url] - buy cheap cialis , http://buycialispremiumpharmacy.com/#owrjv buy cialis online
[url=http://viagraboutiqueone.com/#vdwho]generic viagra[/url] - order viagra , http://viagraboutiqueone.com/#xpgqw viagra 25 mg
[url=http://buynolvadexonlineone.com/#aomzw]tamoxifen online[/url] - nolvadex online without prescription , http://buynolvadexonlineone.com/#csibw order nolvadex
Post a Comment