Duka mendalam kini sedang dirasakan bangsa Indonesia. Bencana datang silih berganti, seperti ingin menunjukkan kuasanya. Belum sempat kita ini melihat kepedihan Kepulauan Mentawai, mata dunia terpana melihat amukan Gunung Merapi. Kita hanya bisa tertegun, hanya bisa menangis dan bersedih. Rumah-rumah hancur disapu air bah dari laut. Tanpa ampun. Tanpa pandang bulu. Rumah ibadah, rumah tinggal, tempat bermain, sekolah tempat anak-anak menimba ilmu, semua hancur berantakan. Tidak hanya rata dengan tanah, namun bangunan-bangunan itu berpindah entah kemana. Entah kedasar laut ataupun tersangkut di pepohonan. Semua hilang. Semua musnah.
Taman bermain anak-anak kini musnah. Riuh rendah mereka setiap sore pulang dari surau kini tak ada lagi. Tempat berkumpulnya para nelayan kini entah dimana letaknya. Tak ada lagi yang bisa dikenali. Tahun demi tahun mereka membangun pemukiman itu. Puluhan tahun mereka menghuni rumah kesayangan dan kebanggaan mereka, kini tak ada lagi hasil kebanggan itu. Jerih payah orang tua mendidik anak-anak mereka, menyekolahkan mereka, mengajari mereka bersopan santun, mengaji dan belajar, kini hanya tinggal kenangan bagi pepohonan yang diam tanpa kata. Air bah merenggut semuanya.
Ada yang terluka, ada yang hilang, ada pula yang meninggal. Menyisakan kepedihan yang sangat dalam. Tangisan mereka kini semakin menjadi-jadi. Membayangkan betapa sakitnya masa depan tanpa orang-orang yang selama ini mereka sayangi. Seorang ayah yang selalu dengan sabar membimbing anak-anaknya. Ibu yang selalu melindungi anak-anaknya. Anak-anak yang selalu patuh dan hormat kepada orang tuanya, kini tak ada lagi.
Gelak tawa ibu-ibu di arisan, khidmatnya suasana surau saat majelis taklim digelar, saling tegur sapa, saling berbagi dan saling membantu, kini mereka sedang dimana, dan entah bagaimana keadaan mereka.
Tak hanya di tepi pantai Mentawai. Yang di lereng gunungpun tak luput dari bencana. Gunung Merapi memuntahkan hawa panasnya menyapu lerengnya dengan hawa ratusan dejarat. Semua panik, mengungsi, lari tunggang langgang menghindari amukan sang merapi. Tak ada yang bisa diselamatkan kecuali jiwa dan raga. Hewan piaraan dibiarkan tertinggal dan mati terpanggang. Yang belum sempat menyelamatkan diripun akhirnya juga ikut meninggal akibat panas yang teramat sangat. Abu vulkanik dimana-mana. Debu menjadi pemandangan yang menutupi apapun yang ada disana. Pepohonan mati. Terbakar. Tumbang. Hancur. Layu dan mengering. Semua karena bencana panas bumi yang dimuntahkan sang merapi.
Kini rasa was-was masih menggoda. Menyusup kedalam jiwa semua yang berada disana. Bencana bisa saja datang kembali sewaktu-waktu tanpa kenal ampun. Tak ada yang tahu kapan bencana terjadi. Mereka hanya harus waspada, siaga dan awas.
Bencana yang datang itupun bukan kehendak manusia. Bukan permintaan siapapun. Itu hanyalah sebagian kecil bukti kekuasaan Nya. Tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Semua bisa hancur oleh kehendakNya. Manusia juga tak bisa menghindarinya. Lagipula tak ada yang berniat mendekati bencana, tak ada yang menginginkan petaka. Mereka bermukim disana juga bukan kehendak mereka. Mereka hanya menempati lahan pemberian Tuhan. Mereka bermukim dengan penuh pengharapan akan masa depan. Laut itu, yang penuh ikan, yang penuh kekayaan mereka kelola, mereka nikmati sebagai karuniaNya. Sambil terus menggantungkan masa depan dari hasil laut. Mereka tak ingin ada tsunami, mereka tak ingin air laut itu naik ke pemukiman mereka.
Begitu juga yang di lereng gunung. Puluhan tahun bahkan ratusan tahun mereka bermukim disana, juga karena hanya ingin bersyukur atas nikmatNya berupa pegunungan yang subur dan kaya akan hasil alam. Mereka kelola, mereka nikmati dan mereka syukuri. Sambil terus menggantungkan pengharapan akan masa depan dari pegunungan. Hanya itu. Dan hanya itu. Mereka tak ingin ada gunung meletus. Tak ingin ada bencana. Mereka hanya harus menyadari bahwa Tuhan bisa melakukan apa saja yang ingin ditunjukkanNya.
Kini mereka sedang terluka, berduka dan bersedih. Kini sementara mereka larut dalam kesedihan mereka. Namun kita tak boleh membiarkan mereka menanggung sendiri apa yang mereka rasakan. Kita yang di sini harus bersyukur masih diberi keselamatan dan terhindar dari bencana dengan cara membantu mereka. Uluran tangan kita, kepedulian kita sangat mereka harapkan. Mereka butuh makan, mereka butuh tempat tinggal. Mereka kini butuh rasa aman dan nyaman. Jiwa mereka, raga mereka sangat pedih saat ini. Jangan biarkan mereka merasa sendiri. Kita yang di sini harus menunjukkan kepada mereka bahwa mereka juga saudara kita, sahabat-sahabat kita. Kita pedulikan mereka. Mereka masih harus punya masa depan. Jangan biarkan mimpi-mimpi mereka tentang masa depan hilang karena bencana. Mari bersama bangkitkan mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Follow Me :)
Blog Archive
- February 2016 (1)
- March 2015 (1)
- January 2015 (4)
- November 2014 (1)
- September 2014 (7)
- August 2014 (1)
- July 2014 (3)
- June 2014 (3)
- May 2014 (2)
- January 2014 (2)
- March 2013 (2)
- February 2013 (6)
- September 2012 (4)
- August 2012 (4)
- February 2012 (1)
- January 2012 (1)
- October 2011 (1)
- August 2011 (2)
- July 2011 (1)
- June 2011 (4)
- May 2011 (2)
- April 2011 (1)
- March 2011 (1)
- February 2011 (1)
- January 2011 (1)
- December 2010 (1)
- November 2010 (3)
- October 2010 (3)
- August 2010 (2)
- July 2009 (1)
- June 2009 (4)
- April 2009 (2)
- March 2009 (4)
- February 2009 (3)
- January 2009 (6)
- December 2008 (4)
- September 2008 (3)
- July 2008 (1)
- May 2008 (1)
- March 2008 (1)
- February 2008 (2)
- January 2008 (17)
- December 2007 (6)
Labels
ulasan
(38)
politik
(16)
unik
(16)
telekomunikasi
(14)
marketing
(12)
menulis
(12)
capek dehh...
(9)
dari hati
(8)
internet
(8)
perjalanan
(7)
facebook
(6)
malang
(6)
mlm
(6)
anggota dpr
(5)
mlm yang sebenarnya
(5)
visit wonosobo
(5)
peluang usaha
(4)
75 tahun dena upakara
(3)
bisnis
(3)
dieng
(3)
domain
(3)
dropship
(3)
golden life
(3)
peluang usaha dropshipper
(3)
pilpres 2014
(3)
televisi
(3)
wisata wonosobo
(3)
wonosobo tour
(3)
5 langkah penjualan
(2)
anak cacat
(2)
brand development
(2)
fotoku
(2)
herbal pautri
(2)
jokowi-jk
(2)
kerja sampingan
(2)
kerja tanpa modal
(2)
mlm terbaik
(2)
motivasi
(2)
obat kuat
(2)
pemilu
(2)
pemilu 2014
(2)
pengangguran
(2)
penipuan
(2)
prabowo-hatta
(2)
sinetron
(2)
tips mengembangkan merek
(2)
tips semangat
(2)
trik marketing
(2)
wonosobo
(2)
wonosobo costume carnival
(2)
APLI
(1)
MMM Indonesia bangkrut
(1)
MMM kolaps
(1)
Oneng
(1)
T2S penipuan
(1)
WWI
(1)
abal-abal
(1)
aher
(1)
ahmad dhani potong alat
(1)
allure
(1)
anas urbaningrum
(1)
android
(1)
arswendo
(1)
banjarnegara
(1)
bbm
(1)
blackberry
(1)
briefing
(1)
budaya bangsa
(1)
bukan penipuan
(1)
buruh migran
(1)
capres
(1)
carica
(1)
ceria
(1)
dangdut lawas
(1)
dedy mizwar
(1)
deterjen laundry
(1)
dieng tour
(1)
difabel
(1)
direct selling
(1)
email
(1)
film bagus
(1)
franchise
(1)
gabus
(1)
gangnam
(1)
gerhana matahari total
(1)
glam deterjen
(1)
hak usaha
(1)
hak usaha.
(1)
hiburan
(1)
indonesia
(1)
ingon
(1)
investasi bodong
(1)
jokowi
(1)
kayen
(1)
kejajar
(1)
kerja kantor
(1)
kerjaan
(1)
kesaksian produk
(1)
koalisi
(1)
kompasiana
(1)
korupsi
(1)
kuliner khas pati
(1)
laskar gerhana detikcom
(1)
leanet
(1)
lomba
(1)
lpatr dena upakara
(1)
manajemen
(1)
manajemen mutu
(1)
manajemen pelanggan
(1)
market
(1)
mengatasi ejakulai dini
(1)
merek
(1)
merek jiplakan
(1)
merek snack laris.
(1)
merek tiruan
(1)
merry riana
(1)
mimpi sejuta dollar
(1)
mindtalk
(1)
miras oplosan
(1)
mmm
(1)
musik dangdut
(1)
nasi tewel
(1)
nomer cantik
(1)
outlet manajemen sistem
(1)
parta politik
(1)
partai demokrat
(1)
pasutri
(1)
pasutri harmonis
(1)
pati bumi mina tani
(1)
pdi p
(1)
pekerjaan
(1)
pengembangan diri
(1)
penjualan
(1)
penting
(1)
php
(1)
pilkada jabar
(1)
pin bbm
(1)
pin cantik
(1)
pria kuat lama
(1)
pria perkasa
(1)
produk kecantikan
(1)
produk kesehatan
(1)
proposal franchise
(1)
ranchise kuliner
(1)
ranchise laundry
(1)
saya adalah
(1)
sby
(1)
sendratari
(1)
seni tari
(1)
sentigram
(1)
sentimeter
(1)
setieng
(1)
shinta bachir
(1)
siantar top
(1)
sistem franchise
(1)
snack
(1)
sosial media
(1)
suaranews
(1)
sukarno
(1)
supervisor
(1)
survey politik
(1)
tahan lama
(1)
taman plaza
(1)
tamarillo
(1)
tambakromo
(1)
taro
(1)
tator
(1)
teknologi
(1)
tempat kerja
(1)
terong belanda
(1)
testimoni
(1)
tidak bisa GH
(1)
tips keharmonisan rumah tangga
(1)
tips kesehatan
(1)
trik selling
(1)
umkm wonosobo
(1)
waralaba
(1)
womenpreneur
(1)
Total Review
Entri Populer
-
Menjadi seorang Salesman haruslah bersikap menyenangkan di depan pelanggan. Salesman tidak boleh berpenampilan yang membuat pelanggan atau c...
-
Anda penggemar musik dangdut? Suka nonton panggung atau pertunjukan musik dangdut? Kenal dengan penyanyi dangdut panggung era tahu...
-
Empat tokoh daerah berasal dari berbagai latar belakang menerima penganugrahan Adikarya Wonosobo 2012 di Ballroom Kresna Hotel Wonoso...
-
Anda ngeblog? Sepi pengunjung? Hehehe… Saya juga. Blog saya sepi pengunjung karena saya sekarang sombong. Kok bisa? Beberapa bulan terakhi...
-
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjaga budaya serta warisan leluhur. Begitulah banyak orang bijak mengatakan. Menjaga atau bahasa Ja...
-
Begitu santer berita mengenai fatwa MUI tentang golput. Banyak komentar miring dimana-mana, terutama di dunia Golblog (Golongan Bloggers). B...
-
Sore itu Taman Plaza mendapatkan kesempatan berkunjung ke rumah S. Fatma, seorang instruktur senam yang lebih dikenal dengan nama Adin...
-
Kangen dengan orang tuanya, Shinta Bachir pulang kampung. Meski di Jakarta sudah dipenuhi oleh jadwal syuting dan berbagai jadwal aca...
-
Ada yang baru dari fitur BBM. BlackBerry merilis sebuah fitur yang menarik, yakni custom PIN . Gampangnya, kita bisa beli PIN cantik...
-
Setelah di lakukan ujicoba beberapa bulan dan sempat berhenti beroperasi selama sekitar 5 bulan, akhirnya Ceria Internet benar-benar resmi d...
0 comments:
Post a Comment