Pemilu hanya tinggal hitungan hari. Ibarat orang mau hajatan mantu, semua uborampe sudah dipersiapkan. Undangan sudah mulai dicetak dan disebarkan. Tamu khusus sudah diundang pula. Hiburan, pembawa acara dan lain sebagainya sudah dipersiapkan. Tapi masih banyak kekurangan di sana sini.
KPU sebagai pelaksana Pemilu ternyata masih memiliki beberapa kelemahan dalam pelaksananaannya. DPT misalnya, Daftar Pemilih Tetap ini seharusnya sudah valid, update atau istilah bakunya mutakhir alias final. Tapi ternyata alat yang digunakan sebagai pemutakhiran data ini tidaklah mutakhir
Lihatlah berbagai berita yang disertai prsentasi di TV tentang bagaimana carut-marutnya sistem pemutakhiran data DPT. Sebagai orang awam yang terbiasa melakukan Signing Up atau Signing In di account sebuah layanan online, tentunya kita bertanya-tanya. Betapa tidak?
Bukankah Anda sering mengalami gagal mendaftarkan sebuah nama atau user name atau profil di sebuah layanan online karena nama atau user ID yang Anda daftarkan ternyata sudah terdaftar (Already Registered)dan Anda harus mendaftarkan ulang dengan nama yang berbeda? Ini berarti layanan online yang digunakan benar-benar mutakhir.
Lalu, Software apa yang digunakan BP4 sebagai pelaksana pendataan penduduk (Gastarlih)dalam melakukan pemutakhiran data Kependudukan di Indonesia? Negara sekaya ini tidak punya Software yang mutakhir guna mendata penduduknya?
Lihat saja, satu NIK (Nomer Induk Kependudukan) jika di klik bisa muncul lebih dari 5 (lima) nama dengan umur dan alamat yang berbeda.
Ini menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang mutakhir yang digunakan dalam pemutakhiran data penduduk yang kemudian digunakan sebagai pemutakhiran Daftar PemilihTetap atau DPT. Sungguh pemutakhiran yang tidak mutakhir
2 comments:
DPT MENGGELEMBUNG = PEMILU BY DESIGN
Kalau kita merenung agak sejenak, dalam waktu yang senggang, akan tergambar dalam layar ingatan kita, betapa jelas dan terang lukis kejanggalan penggelembungan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Sebut saja Ali, Dia tetangga terdekatku. Rumah kita bersebelahan berbatas tembok setinggi 2 1/2 meter. Kami tinggal disebuah kota kecil. Ali, nama yang cukup terkenal di kampungku. Warga masyarakat mengenal Ali sebagai simpatisan partai politik. Ali sangat getol meneriakkan suara partainya. Dimanapun ia berada selalu berjalan gagah menjadi magnet pembicaraan orang.
Begitu pula dalam penyusunan DPT. Ali bak magnet bagi pembuatnya. PPK menyebut 2 kali nama Ali. Ali masuk di DPT TPS 1 dan Ali DPT TPS 2.
Dengan demikian tanpa harus melalui jalan yang berliku-liku, karena DPT ganda Ali bebas melampiaskan pilihannya. Dengan 10 jari Ali bisa mencontreng di 2 TPS berbeda.
Inilah salah satu contoh kecurangan. KaLau sudah begini, akankah kita diam seribu basa seakan-akan tidak terjadi sesuatu??!!
Pemilu Indonesia by design.
sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/
boleh tahu di situs mana mengecek NIK-nya?
Thx
Kunderemp at gmail titik com
Post a Comment