Hal ini sangat beralasan karena pertama kali diluncurkan, facebook bukanlah produk dari perusahaan software atau sistem informasi besar seperti Google ,Yahoo! atau Microsoft. Facebook hanyalah kreasi seorang mahasiswa. Wajar jika Facebook terus melakukan pembenahan.
Selain hal-hal tersebut, saya memiliki sedikit ganjalan terkait sistem database otomatisasi di Facebook. Salah satunya adalah diperlukan adanya pembatasan atau teguran bagi user yang mengupdate status terlalu banyak dalam sehari. Saya memiliki banyak teman yang kerap mengupdate status lebih dari 10 kali dalam satu jam. Terkadang sebuah status belum selesai kita beri komentar, status lainnya dari user yang sama sudah di naikkan. Ini kerap merepotkan terutama bagi pengguna facebook mobile atau Web Seluler. Belum lagi dengan adanya Status Generator yang menggunakan sistem penjadwalan otomatis sejenis Sendible, dimana seorang pemilik akun Facebook bisa menuliskan banyak status sekaligus di sebuah situs Status Generator lalu menjadwalnya sesuai kebutuhan untuk diupdate satu persatu.
Selain itu ada juga sistem database kekerabatan di Facebook yang menurut saya janggal. Kini banyak sekali seorang pengguna Facebook dengan leluasa menambahkan seseorang atau lebih sebagai saudara, orang tua atau anaknya di Facebook. Setelah saling konfirmasi mereka lalu menjadi kerabat atau saudara di Facebook. Yang janggal adalah ketika dalam database seseorang yang lebih tua di cantumkan sebagai adiknya. Atau seorang user laki-laki dicantumkan sebagai Saudara Perempuan. Ini aneh. Seharusnya sistem milik Facebook bisa membaca dan mendeteksi apakan pencantuman kekerabatan yang dilakukan oleh seorang pengguna Facebook tersebut valid atau tidak. Jenis kelamin, umur dan hal-hal lainnya perlu di perhatikan. Agar tidak terjadi seorang Perempuan usia 21 tahun memiliki seorang anak berusia 34 tahun. Atau pria bernama Agus Sujono dicantumkan sebagai saudara perempuan oleh pengguna lainnya.[tri]